Masih
ingat khan dengan berita Christian Vieri yang telah memenangkan gugatan
terhadap FC Internazionale karena kasus spy ? Ya, Vieri membuat Inter
harus membayar ganti rugi kepadanya karena Inter telah terbukti
melakukan penyadapan. Kabar ini mengingatkan saya pada hasil wawancara
seorang wartawan dengan Nicola Ventola beberapa tahun lalu. Saat itu
Ventola adalah pemain andalan Nerazzurri di lini depan. Ventola ,yang
beristri seorang keturunan Indonesia Kartika Luyet, menyatakan bahwa
“Inter melarang pemainnya untuk pergi ke klub malam”. Berhembus berita
bahwa Inter terpaksa ‘menguntit’ Vieri hanya untuk mengawasi kegiatan
‘malam’ nya saja. Sebagai pemain termahal yang dibeli oleh Inter dari
Lazio dan menjadi goal getter, Inter menganggap perlu untuk tahu banyak
aktifitas pemain yang telah digajinya.
Melanggar privacy mungkin Iya, tapi mengawasi ‘anak’ nya bukanlah tindakan yang 100 % salah.
Inter
memang termasuk klub yang ketat dalam memilih pemain. Sangat
berhati-hati. Tak Cuma teknis, Inter juga memperhatikan gaya hidup
pemain tersebut. Lihatlah Mario Balotelli. Pemain yang tumbuh bersama
Primavera Inter. Talenta terbaik Italia saat ini. Tapi dengan gaya hidup
yang seperti itu, Inter tak perlu berpikir lama untuk melepasnya. Sikap
urakan Super Mario tak akan membuat Massimo Moratti bisa tenang. Kabar
miring tentangnya mungkin akan terus menghiasi televisi atau media
cetak. Citra Inter secara keseluruhan bisa terganggu. Untuk ‘tabiat’
Inter yang seperti ini Moratti pernah mengatakan ‘Yang menonton Inter
bukan hanya orang dewasa tapi juga anak-anak. Pemain harus bisa menjadi
contoh yang baik buat mereka’. Jelas dan gamblang. Moratti sangat ingin
mempunyai pemain yang anak manis. Anak baik-baik.
Cassano adalah
pembelian Inter yang paling tepat saat ini. Meski mengaku Interista
sejak kecil dan sering menolak juventus yang notabene adalah musuh besar
Inter, Moratti tak serta merta ingin membelinya. Bahkan, Inter rela
melepaskan dia ke ac milan meski punya kans untuk merekrutnya dari
Sampdoria. Tapi setelah kasus kesehatan hati dan makin dewasanya
Cassano, Inter tak segan untuk memasukkan Putra asli Bari itu ke dalam
skuad. Momen yang tepat. Sekarang Cassano telah menjadi pribadi yang
tenang dan profesional. Ramalan silvio berlusconi bahwa Cassano akan
segera merusak ruang ganti Inter sulit untuk terbukti. Sekaratnya hidup
Cassano telah merubahnya. Fantonio sempat mengatakan bahwa dia takut
mati. Dia ingat istri dan anaknya. Inter mendapatkan ‘bad boy’ ini pada
saat yang sempurna. Inter mungkin menunggu saat - saat itu dan
mendapatkan momen tersebut. Serendipity. Dan sekarang Inter menikmati
pesona Cassano yang sesungguhnya. Sebagai pemain maupun sebagai manusia.
Pemain baik-baik yang sesuai dengan syarat tak tertulis dari Manajemen
Inter.
Pemain sepakbola saat ini memang telah menjadi sebuah Role
Model. Rawan untuk dicontoh. Sebagai sosok panutan sulit untuk tidak
menempatkan Javier Zanetti, kapten Inter. Il Capitano adalah pribadi
yang luar biasa. Di dalam maupun di luar lapangan. Kerja Keras di
lapangan hijau dan Pribadi yang bersahaja di luar lapangan. Suami yang
setia, Ayah yang cinta keluarga, Kapten yang hebat dan Figur yang sangat
sosial. Zanetti dapat diartikan sebagai personifikasi yang sempurna
bagi Moratti di lapangan. Moratti juga dikenal sebagai pribadi yang
santun dan cinta keluarga. Istrinya, Emilia Bossi, yang disapa akrab
sebagai Milly yang meski telah keriput tak membuatnya berpaling ke
wanita lain. Mereka senantiasa berdua di kursi VIP Giuseppe Meazza.
Sederetan wanita cantik Italia tak membuatnya bergeming dengan cinta
kepada Istri tercinta. Sebuah contoh yang sangat jarang di negara
daratan Eropa seperti Italia. Tak banyak laki-laki bisa tahan dengan
godaan indahnya Gadis-Gadis Italia. Banyak pejabat Italia yang diterpa
gosip miring tentang perselingkuhan. Bahkan banyak juga yang sudah
terbukti.
Inter dikenal sebagai tim yang banyak berisikan pemain
asal Argentina. Demikian pula dengan musim ini. Jika ditelisik lebih
lanjut, mungkin alasan ‘dunia malam’ ini yang membuat Nerazzurri
cenderung memilih pemain asal negeri Tango. Pemain Argentina lebih kalem
dan cenderung tidak neko-neko. Pemain asal Argentina di Inter lebih
sering barbeque bersama di Appiano Gentile. Berbeda dengan pemain asal
Brazil yang sangat menyukai party dan dugem. Banyak fakta yang mendukung
analisa tersebut. Ronaldinho tak akan mungkin menjadi pemain Inter.
Sulit untuk menerima pemain bergaya Rapper di Inter.
Dengan
analisa Life Style inilah akhirnya saya bisa paham kenapa Inter batal
berburu Carlos Tevez, nigel de jong, niklas bendtner ataupun Alex Song.
Kenapa ? Silakan googling :-) Kenapa Palombo dan pazzini kontraknya tak
diperpanjang ? He he he …
Inter Milan and Life Style
Written By inter milan sumedang on Jumat, 02 November 2012 | 07.13
Label:
BOLA,
INTERMEZZO
Posting Komentar